Tidak banyak orang yang bisa memahami apa itu seni instalasi. Seni instalasi ini bukan tentang instalasi listrik. Karena kalo kita dengar apa itu instalasi, maka banyak orang akan mengasumsikan dengan pemasangan listrik. Seni instalasi adalah seni kontemporer tiga dimensi yang memanfaatkan persepsi ruang.
Saat ICT watch bersama Studio Malya melakukan paradigma non konvensional dalam berkampanye perindungan data pribadi. Pendekatan yang hadir pada sebuah galeri #KendalikanPrivasimu ini adalah sesuatu yang kata orang jawa itu ora umum. Wes…. babar blas ora umum lan njlimet. Karena perlu beberapa kali masuk dan melihat untuk bisa mengerti pesan-pesan yang ingin disampaikan.
Saya sendiri, dari sejak di launching 13 November 2020 lalu, ada sekitar 3-4 kali mengakses halaman website galeri privasi #kenalikanprivasimu yang ada di alamat http://galeri.privasi.id untuk bisa mencari tahu pesan-pesan apa saja yang ada di tempat ini. Selain ora umum, pameran galeri ini memadukan seni dan teknologi. Sehingga untuk saya yang di rumah bisa hadir untuk melihat sebuah pamerian seni instalasi yang biasanya saya datangi di Mall, Aula atau gedung pertemuan secara luring. Semua koleksi galeri bisa di akses secara daring.
Lalu ada koleksi apa saja yang ada di galeri privasi #KendalikanPrivasimu ini ? Ada 6 Koleksi seni instalasi yang ditawarkan oleh ICT Watch dan Studio Malya. Daiantaranya yakni Organ Vital Keenam, Data Diecer, Tak Semua (obat) Mengobati, Keranjang Hoaks, Bahagia di Balik Layar dan Kamu Mengintip Aku Mengintip.
- Organ Vital Keenam
Instalasi berupa kabel charger yang terhubung dengan kantong darah diletakkan di sebelah sofa. Ini adalah gambaran kita yang sudah menjadikan internet sebagai prioritas utama dalam hidup. Hidup kita seakan meliliki organ lain yakni berupa baterai dan koneksi internet. Hidup kita yang cenderung intrustif , tergantung pada dua benda tersebut. Tak jarang dari kita harus rela membawa powerbank untuk sumber daya tambahan apa bila kita harus melakukan kegiatan secara laju. Jika gadget kita sudah low bat pun, seakan ruh kita akan ikut terlepas dari raga. Tak jarang kemudian kita mencari sumber listrik untuk mengisi ulang daya baterai gadget kita.
Hal serupa juga terjadi untuk hidup kita dan koneksi internet. Saat koneksi internet terputus karena kehabisan kuota atau ada kerusakan pun, tak jarang kita merasakan gelisah. Kita seakan terputus dari kehidupan dunia, walau pada kenyataannya, kehidupan di Internet itu tidak senyata dunia dihadapan kita, yang bisa di raba dan di kecap. Bahkan kita kerap saat masuk ke kedai kopi, cafe atau area publik yang di cari adalah koneksi wifi gratis. Yah… paling sering kita tanya , “ passwordnya apa mas/mbak ? “.
Padahal koneksi internet di ruang publik sebenarnya tanpa disadari mengancam data pribadi kita. Data kita punya potensi di sniffing dan spoofing . Dan perlu kehati-hatian saat kita menggunakan koneksi internet di wifi ruang publik. Gambaran inilah yang ingin di tampilkan di instalasi Organ Keenam. Pesan bahwa hidup manusia modern saat ini sangat ketergantungan kepada Gadget dan Koneksi Internet selayak bagian dari organ tubuhnya.
- Data Diecer
Instalasi berupa Layar Monitor, KTP Berceceran dan Wadah Kerupuk, ini adalah gambaran bagaimana data pribadi kita begitu mudahnya bertebaran di jagat internet. Data yang entah disengaja amaupun tidak, baik secara sukarela maupun tidak, begitu mudahnya di berikan secara dengan berbagai alasan. Ada yang dengan alasan pengumpulan data, syarat mendapatkan suatu fasilitas atau tanpa alasan yang cukup penting sekalipun.
Data kita begitu receh, hingga di gambarkan senilai dengan kerupuk. Dan begitu rapuh dan gurih. Data kita seperti kerupuk yang hanya sekedar menjadi makanan ringan pendamping makanan utama. Dan ternyata banyak dari kita dengan suka cita memberikannya.
Data pribadi kita diperdagangkan secara murah, semurah kita memberikannya. Untuk apa? Untuk berbagai alasan. Kalo di sisi kita, lebih banyak hanya untuk mendapat layanan gratis. Ah… Cuma KTP, Ah… Cuma Nomer Telepon…. yang penting kita bisa dapat layanan dari platform A, B atau C.
Gambaran inilah yang ingin di tampilkan di instalasi Data Diecer. Bahwa hidup manusia modern saat ini sangat rapuh dalam menjaga data pribadi kita seperti KTP.. Dimanfaatkan oleh kepentingan ekonomis berbasis data.
3. Tak Semua (obat) Mengobati
Instalasi berupa Wadah, Jarum suntik, Obat-obtan yang terletak di atas meja di dekatnya ada jam menjadi gambaran bahwa begitu mudahnya peredaran obat-obatan illegal/tanpa ijin dan tak teruji yang peredarannya lebih masif di bandingkan transaksi narkotika. Obat-obatan yang tanpa uji klinis ini biasanya di tawarkan berdasarkan sugesti.
Sering kita temukan penawaran obat di Internet ini berupa obat sapu jagat. Satu obat bisa mengobati sejuta penyakit. Dari panu hingga kanker. Semua bisa sembuh. Peredaran obat-obatan tanpa ijin dan uji klinis , bahkan ada juga yang palsu, yang ditawarkan di internet ini memiliki dua dampak. Yang pertama adalah pertaruhan dengan waktu. Untung-untungan karena yang di beli adalah sugesti kesembuhan. Yang mau tidak mau akan berdampak pada kesehatan kita sendiri.
Dampak kedua adalah terbukanya riwayat penyakit kita ke orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Tidak sedikit para penjual obat ini tiba-tiba tanpa pendidikan dan pengalaman tentang dunia kedokteran dan kesehatan menjadi ahli dalam bidang pengobatan. Memberikan konsultasi dan mereka-reka untuuk solusi kesehatan. Seharusnya riwayat kesehatan dan jenis penyakit kita merupkan bagian dari data pribadi kita. Yang hanya boleh di ketahui oleh kita dengan dokter. Dan bukan oleh orang lain yang tidak berhak. Gambaran inilah yang ingin di tampilkan di instalasi Tak semua (obat) mengobati, Gambaran bahwa pertaruhan kita dengan waktu akbibat peredaran obat-obatan tak berijin dan uji klinis.
4. Keranjang Hoaks
Instalasi berupa Keranjang Sampah dengan di dalamnya berisi bingkai tulisan waspada hoax. Ada kerangka hitam yang mengelilingi keranjang tersebut. Instalasi ini memberikan gambaran banyaknya hoax di internet yang sudah seharusnya di buang ke tempat sampah. Hanya pertanyaanya, sampai kapankah sampah-sampah ini terus ada ?
Dalam dunia nyata, sampah menjadi persoalan yang sangat pelik. Produksi sampah yang besar terutama dari rumah tangga bila terus berlanjut akan menjadi masalah yang sangat besar bagi kelangsungan kehidupan kita dan lingkungan. Maka diperlukan solusi-solusi cerdas yang perlu dilakukan oleh masyarakat. Ada yang berinisiatif melakukan gerakan go green, pemilahan jenis sampah,melakukan tata kelola dengan mengubah sampah menjadi nilai produktif yang baik seperti bank sampah hingga menjadikannya sebagai pembangkit listrik.
Bagaimana dengan hoax ? instalasi ini merupakan tamparan buat kita bahwa jika kita menganggap hoax itu sampah dan kita membuangnya tanpa memikirkan tata kelola untuk mengatasi permasalahannya, tentu itu akan melahirkan masalah baru. Tumpukan sampah hoax yang baru. Kita perlu cara bagaimana agar hoax tidak terus menerus diproduksi secara masiv. Kita tidak bisa hanya membuangnya ke tong sampah. Karena terus membuang sampah ke dalam tong pun akan memberikan dampak buruk secara jangka panjang. Dari bau hingga dampak penyakit. Hoax bila terus menerus di tumpuk di tong sampah pun akan membuat nama baik bangsa kita seperti aroma bau tersebut. BUSUK!!!! karena dianggap tidak cerdas dan tidak mampu mengelolanya. Hoax juga memberikan penyakit pada kewarasan dan kecerdasan bangsa kita.
Maka kita perlu memikirkan bagaimana hoax yang kita anggap sampah ini tidak kemudian menjadi ancaman dalam hidup dan lingkungan kita. Memikirkan strategi bagaimana membangun ekosistem yang bersih, aman dan sehat dari informasi hoax. Strategi dan tindakan yang selayaknya di kejakan bersama secara pentahelix. Gambaran inilah yang ingin di tampilkan di instalasi Sampah hoax , pesan bahwa persoalan sampah hoax bukan sekedar disinformasi adalah sampah. Tapi kita harus memikirkan, bagaimana mengatasi sampah ini dan mengelolanya agar tidak menjadi racun dalam kehidupan kita dan lingkungan.
5. Bahagia di Balik Layar
Instalasi Monitor bekas disulap menjadi akuarium yang masing-masing dihuni oleh ikan cupang. Instalasi ini memberikan gambaran bahwa netizen saat ini kerap memamerkan kehidupannya yang bahagia di balik layar gadget kita. Tidak sedikit yang memamerkan ruang-ruang yang seharusnya menjadi area privat kita. Ruang tidur, ruang makan, ruang tamu, bahkan ada yang memamerkan kamar mandinya menjadi kontennya.
Saya kadang kaget saat melihat beberapa rekaman tik tok yang ada di video facebook, penggunanya ada yang menari-nari di area kamar tidur bahkan ada yang di kamar mandi. Apa mereka tidak sadar siapa saja yang mengkonsumsi konten-konten mereka ? area yang seharusnya tidak boleh sembarangan orang mengaksesnya, kita sangat bahagia memamerkannya demi sebuah konten.
Gambaran inilah yang ingin di tampilkan di instalasi Bahagia dibalik layar , Gambaran bahwa kita kerap memamerkan sesuatu yang sebenarnya tidak penting. Demi sebuah kebahagiaan dan kebanggaan membuat konten, untuk kemudian mengorbankan ruang privasinya.
6. Kamu Mengintip Aku Mengintip
Instalasi Rangkaian foto yang menggambarkan situasi terkait topik besar privasi dibingkai dan disusun menyerupai layar penampang ponsel. Ini menjadi gambaran bahwa internet merupakan jendela maya yang bisa memantau kita dan keseharian kita. Tidak usah berfikir bahwa kita di pantau oleh negara. Itu terlalu jauh. Kadang oleh mantan pacar dan mantan kawan sekelas dulu aja kita sering di pantau dan di intip.
Itu baru oleh yang kita kenal. Kadang oleh orang yang tidak kita kenal pun kita sering diintip. Dilihat latar belakang dan keseharian kita. Ada yang sekedar ingin tahu, ada yang punya niatan jaahat untuk mencuri data pribadi dan milik kita. Lewat instalasi ini, kita di berikan naseht agar kita waspada dan menjaga imunitas kita di jagat internet. Dengan melakukan protokol keamanan yang kuat seperti verifikasi keamanan dua langkah, pergantian password secara rutin dan standart keamanan lainnya.
Galeri Privasi #KendalikanPrivasimu merupakan langkah berani dari ICT Watch dan Studio Malya untuk menhadirkan kampanye perlindungan data pribadi. Kita diajak untuk sadar dan paham dunia realita. Langkah berani, bahwa mengajak orang untuk mengerti pesan yang ingin di sampaikan lewat seni itu tidak mudah. Sebagaimana memahami seni, mengerti pesan yang tersirat dari sebuah hasil karya seniman pun kadang melahirkan persepsi yang berbeda bagi orang yang melihatnya. Penyampaian pesan bahwa dunia privasi kita bukan hanya milik pribadi, tetapi memiliki keterdampakan secara kolektif pun akan di terima secara berbeda oleh masing-masing orang. dan itu adalah hal yang sah, tak bisa di hakimi benar atau slahnya. Yang terpenting sebetulnya adalah, bagaimana bagimana semua pihak perlu ambil bagian untuk membentuk kesadaran bersama terkait issue yang ingin diangkat diangkat melalui seni instalasi ini. Oh iya dengan mengunjungi galeri ini, kita juga di berikan fasilitas sertifikat loh… kayak punya saya ini.
Menghadiri seni instalasi #kendalikanprivasimu ini jelas sesuatu yang wis ora umum, nyeleneh tur njlimet…. Ora umum karena berbeda,nyelenah karena diluar kebiasaan ICT Watch melakukan kegiatan advokasi terkait literasi digital. dan njlimet, karena gak bisa begitu saja orang akan mengerti pesan atau maksud yang ingin disampaikan oleh senimannya.
Yang pasti sih….diluar urusan ini paradigma baru untuk pameran galeri instalasi dengan perpaduan teknologi, enaknya ngobrolin galeri ini secara tatap muka, ngobrol santai. Mungkin sambil ngopi….