-
Remaja Sebagai Penggerak Literasi "RTIK & SMPN 2 MADIUN" Mengadakan Workshop Jurnalistik dan Menulis
WAJAH BARU SMPN 2 MADIUN DENGAN INOVASI MADING ONLINE LAHIRKAN BENIH Calon JURNALIS MUDA dan Penulis BERBAKAT
Pelatihan workshop Jurnalistik dan Literasi Digital untuk Siswa SMPN 2 MADIUN
ini adalah kerja literasi bersama lanjutan yang dilakukan bersama smpn 2 madiun. sebuah kegiatan workshop yang bertajuk remaja penggerak literasi teknologi informasi dan komunikasi.
kegiatan yang terlaksana atas kerjasama @spendamadiun , @perpusmadiun , @openmadiun dan @rtikmadiun ini menghadirkan narasumber yang juga para pegiat , yakni bu wakil walikota @indaraya , @dianasasa dan @fefeniaku @fettykurniawati
dan kegiatan inipun menghasilkan rencana tindak lanjut dalam bentuk mading , majalah daring , yang akan menjadi fasilitas para siswa untuk berkarya menjadi para jurnalis dan penulis. sebelum karya para siswa dapat dijadikan buku.
terima kasih pada semua pihak yang sudah membantu terselenggaranya kegiatan ini. juga untuk @kemenkominfo melalui subdit literasi digital @arisdjakimo yang ikut mensupport kegiatan ini. (saat kegiatan berlangsung, terkabar beliau menempati posisi dan tugas baru ).
terimakasih... terima kasih...
semoga kegiatan kecil ini dapat menjadi cara kita ambil bagian membangun ekosistem literasi di madiun dan sekitarnya... amiiiin
#madiun
#kotamadiun
#madiunkharismaTIK
#openmadiun
#openbook
#fefebutik
#d_buku
#rtikngawi
#rtikmadiun
#relawantik -
Relawan TIK pesta GUNUNGAN BUKU di Jambore Komunitas Madiun 2015
acara gunungan buku ini digelar dalam Jambore Komunitas Madiun Raya, 3 Mei 2015, di SUNCITY MADIUN. dimana gunungan buku dipersembahkan penulis Diana Sasa dari komunitas D,BUKU Magetan. gunungan buku ini jadi bancakan paska talkshow literasi desa Teknologi Informasi dan Komunikasi diprakarsai OPENMADIUN dan MADIUN MEMBACA yang menghadirkan narasumber dari kementrian kominfo, ketua umum Relawan TIK Indonesia, dan Pengelola Nama Domain Indonesia PANDI. -
Pelatihan IT dan Jurnalistik Madiun 1
Pelatihan IT dan Jurnalistik di MIN Demangan Kota Madiun bersama relawan TIK Madiun, Open Madiun, GDM (Gerakan desa membangun) , mbak Diana Sasa (Jurnalistik dan teman2 pegiat di desa2 wilayah madiun) -
Komunitas di Madiun Deklarasi Madiun Bebas Hoax #1
Deklarasi madiun bebas hoax
Berbagai Komunitas di Madiun Deklarasi Madiun Bebas Hoax , Intoleransi dan radikalisme online
JATIMPOS.CO/MADIUN – Berbagai komunitas di Madiun mendeklarasikan menolak Hoax, Intoleransi dan Radikalisme Online. Hal tersebut ditandai dengan penandangan deklarasi oleh berbagai komunitas yang hadir dalam acara Nonton Bareng (Nobar) film dokumenter “ Lentera Maya ” dan Sarasehan yang digelar Komunitas Open Madiun bersama Forum Silaturahmi Jejaring Komunitas Lokal (Fosil Jengkol) di Rumah Makan Brandal’s, Jalan Kalimantan 21, Kota Madiun, Selasa (20/2/2018) malam.
Tak hanya komunitas, deklarasi tersebut juga ditandatangani oleh penggiat literasi, akademisi, sastrawan, rohaniawan, pelaku UMKM, aparatur pemerintah dan Kepolisian. Mereka sepakat menjadikan Madiun Bebas Hoax, Intoleransi dan Radikalisme Online. “ Ayo ambil bagian dalam membangun ekosistem TIK yang aman dan bermartabat, “ ucap Yosep Ruspendi, pegiat Komunitas Open Madiun yang juga aktif sebagai Relawan TIK Madiun.
Usai deklarasi, puluhan komunitas ini pun melanjutkan kegiatan nobar film dokumenter “ Lentera Maya ” yang merupakan sebuah film tentang bagaimana upaya tanpa lelah yang terus dilakukan berbagai pihak di Indonesia untuk meretas batas toleransi dan merawat ruang demokrasi di internet. Juga dikisahkan tentang pergulatan antara para penyampai kebaikan dan kebenaran versus penyebar hoax dan radikalisme di dunia maya.
Setelah selesai nobar, acara dilanjutkan dengan sarasehan dan diskusi bersama dengan pemantik diskusi, Fetty Kurnia dari pegiat Gerakan Desa Membangun (GDM). Segala permasalahan pun dikupas dan dibahas dalam diskusi tersebut. Mulai diskusi tentang melawan hoax, tentang UMKM, seputar dunia pendidikan hingga seputar literasi.
“ Dulu itu tidak ada penyebaran hoax, paling isunya penipuan, judi online, pornografi. Seiring dengan berjalannya waktu, gadget semakin murah, teknologi semakin terjangkau, kok semakin ngawur, orang – orangnya semakin gak jelas arahnya, dan seperti apa kontennya yang mau diakses. Hal inilah yang kemudian mendorong kita untuk membuat film dokumenter “ Lentera Maya ” ini, “ ujar Direktur Eksekutif ICT Watch, Denny BU yang hadir dalam acara tersebut.
Menurut Staf Ahli Kementrian Kominfo Bidang Literasi Digital ini, untuk melawan penyebaran hoax, salah satunya perlu memperbanyak konten-konten positif di jagad maya. Hal tersebut bisa menjadi langkah konkrit dalam menangkal konten-konten negatif. Menurutnya, semakin banyak konten positif, dengan sendirinya konten negatif itu akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu diblokir.
“ Selain itu masyarakat kita pun juga harus memiliki budaya literasi yang tinggi, saya yakin secanggih dan sehebat apapun cara penyebaran hoax, masyarakat tidak mudah terpengaruh, karena masyarakat punya saringan yang bijak dalam menanggapi, “ katanya.
Sementara itu, Kasi Pengembangan Sumber Daya TIK, Diskominfo Kota Madiun, Eko Purnomo yang hadir pada acara tersebut sangat mengapresiasi kegiatan yang adakan oleh RTIK Madiun tersebut. Menurutnya, untuk penyebaran hoax atau berita bohong tidak boleh di biarkan. Hal tersebut menjadi tugas bersama untuk menggerakkan masyarakat dengan berbagai cara bergandeng tangan bersama Pemerintah untuk melawan hoax.
“ Dengan program pemerintah yang sudah didengungkan selama ini, yakni program cyber kreasi yang merupakan gerakan nasional sebagai bagian komitmen bersama, mengajak kelompok komunitas, akademisi, media dan seluruh lapisan masyarakat dalam rangka mengupayakan berbagai kreatifitas lewat konten positif dan memanfaatkan internet secara bijak dan bertanggung jawab. Tentunya semua ini akan menanggulagi ancaman penyebaran hoax, cyber bulyng dan radikalisme online, “ ujarnya.
Sementara Kasubbag Humas Polres Madiun, AKP Sumantri mewakili Madiun Command Center (MCC), mengatakan, untuk menangkap isu – isu negatip, pihak Kepolisian telah membentuk cyber trop. “ Saya juga mohon bantuan kepada nitizen semuanya, untuk mendukung Polri. Mari kita sama – sama memonitor, syukur – syukur berani mengintervensi penyebaran isu – isu negatip dan penyebaran hoax, “ jelasnya. (jum). Sumber ( jatim pos )
#relawantikngawi #rtikngawi #banggajadirelawan #ngawibebashoax -
Pelatihan IT dan Jurnalistik Madiun 9
Pelatihan IT dan Jurnalistik di MIN Demangan Kota Madiun bersama relawan TIK Madiun, Open Madiun, GDM (Gerakan desa membangun) , mbak Diana Sasa (Jurnalistik dan teman2 pegiat di desa2 wilayah madiun) -
Komunitas di Madiun Deklarasi Anti Hoax Intoleransi dan Radikalisme #4
Deklarasi madiun bebas hoax
Berbagai Komunitas di Madiun Deklarasi Madiun Bebas Hoax , Intoleransi dan radikalisme online
JATIMPOS.CO/MADIUN – Berbagai komunitas di Madiun mendeklarasikan menolak Hoax, Intoleransi dan Radikalisme Online. Hal tersebut ditandai dengan penandangan deklarasi oleh berbagai komunitas yang hadir dalam acara Nonton Bareng (Nobar) film dokumenter “ Lentera Maya ” dan Sarasehan yang digelar Komunitas Open Madiun bersama Forum Silaturahmi Jejaring Komunitas Lokal (Fosil Jengkol) di Rumah Makan Brandal’s, Jalan Kalimantan 21, Kota Madiun, Selasa (20/2/2018) malam.
Tak hanya komunitas, deklarasi tersebut juga ditandatangani oleh penggiat literasi, akademisi, sastrawan, rohaniawan, pelaku UMKM, aparatur pemerintah dan Kepolisian. Mereka sepakat menjadikan Madiun Bebas Hoax, Intoleransi dan Radikalisme Online. “ Ayo ambil bagian dalam membangun ekosistem TIK yang aman dan bermartabat, “ ucap Yosep Ruspendi, pegiat Komunitas Open Madiun yang juga aktif sebagai Relawan TIK Madiun.
Usai deklarasi, puluhan komunitas ini pun melanjutkan kegiatan nobar film dokumenter “ Lentera Maya ” yang merupakan sebuah film tentang bagaimana upaya tanpa lelah yang terus dilakukan berbagai pihak di Indonesia untuk meretas batas toleransi dan merawat ruang demokrasi di internet. Juga dikisahkan tentang pergulatan antara para penyampai kebaikan dan kebenaran versus penyebar hoax dan radikalisme di dunia maya.
Setelah selesai nobar, acara dilanjutkan dengan sarasehan dan diskusi bersama dengan pemantik diskusi, Fetty Kurnia dari pegiat Gerakan Desa Membangun (GDM). Segala permasalahan pun dikupas dan dibahas dalam diskusi tersebut. Mulai diskusi tentang melawan hoax, tentang UMKM, seputar dunia pendidikan hingga seputar literasi.
“ Dulu itu tidak ada penyebaran hoax, paling isunya penipuan, judi online, pornografi. Seiring dengan berjalannya waktu, gadget semakin murah, teknologi semakin terjangkau, kok semakin ngawur, orang – orangnya semakin gak jelas arahnya, dan seperti apa kontennya yang mau diakses. Hal inilah yang kemudian mendorong kita untuk membuat film dokumenter “ Lentera Maya ” ini, “ ujar Direktur Eksekutif ICT Watch, Denny BU yang hadir dalam acara tersebut.
Menurut Staf Ahli Kementrian Kominfo Bidang Literasi Digital ini, untuk melawan penyebaran hoax, salah satunya perlu memperbanyak konten-konten positif di jagad maya. Hal tersebut bisa menjadi langkah konkrit dalam menangkal konten-konten negatif. Menurutnya, semakin banyak konten positif, dengan sendirinya konten negatif itu akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu diblokir.
“ Selain itu masyarakat kita pun juga harus memiliki budaya literasi yang tinggi, saya yakin secanggih dan sehebat apapun cara penyebaran hoax, masyarakat tidak mudah terpengaruh, karena masyarakat punya saringan yang bijak dalam menanggapi, “ katanya.
Sementara itu, Kasi Pengembangan Sumber Daya TIK, Diskominfo Kota Madiun, Eko Purnomo yang hadir pada acara tersebut sangat mengapresiasi kegiatan yang adakan oleh RTIK Madiun tersebut. Menurutnya, untuk penyebaran hoax atau berita bohong tidak boleh di biarkan. Hal tersebut menjadi tugas bersama untuk menggerakkan masyarakat dengan berbagai cara bergandeng tangan bersama Pemerintah untuk melawan hoax.
“ Dengan program pemerintah yang sudah didengungkan selama ini, yakni program cyber kreasi yang merupakan gerakan nasional sebagai bagian komitmen bersama, mengajak kelompok komunitas, akademisi, media dan seluruh lapisan masyarakat dalam rangka mengupayakan berbagai kreatifitas lewat konten positif dan memanfaatkan internet secara bijak dan bertanggung jawab. Tentunya semua ini akan menanggulagi ancaman penyebaran hoax, cyber bulyng dan radikalisme online, “ ujarnya.
Sementara Kasubbag Humas Polres Madiun, AKP Sumantri mewakili Madiun Command Center (MCC), mengatakan, untuk menangkap isu – isu negatip, pihak Kepolisian telah membentuk cyber trop. “ Saya juga mohon bantuan kepada nitizen semuanya, untuk mendukung Polri. Mari kita sama – sama memonitor, syukur – syukur berani mengintervensi penyebaran isu – isu negatip dan penyebaran hoax, “ jelasnya. (jum). Sumber ( jatim pos )
#relawantikngawi #rtikngawi #rtikmadiun #madiunbebashoax #banggajadirelawan #ngawibebashoax -
Deklarasi Madiun Bebas Hoax , intoleransi dan radikalisme online #3
Deklarasi madiun bebas hoax
Berbagai Komunitas di Madiun Deklarasi Madiun Bebas Hoax , Intoleransi dan radikalisme online
JATIMPOS.CO/MADIUN – Berbagai komunitas di Madiun mendeklarasikan menolak Hoax, Intoleransi dan Radikalisme Online. Hal tersebut ditandai dengan penandangan deklarasi oleh berbagai komunitas yang hadir dalam acara Nonton Bareng (Nobar) film dokumenter “ Lentera Maya ” dan Sarasehan yang digelar Komunitas Open Madiun bersama Forum Silaturahmi Jejaring Komunitas Lokal (Fosil Jengkol) di Rumah Makan Brandal’s, Jalan Kalimantan 21, Kota Madiun, Selasa (20/2/2018) malam.
Tak hanya komunitas, deklarasi tersebut juga ditandatangani oleh penggiat literasi, akademisi, sastrawan, rohaniawan, pelaku UMKM, aparatur pemerintah dan Kepolisian. Mereka sepakat menjadikan Madiun Bebas Hoax, Intoleransi dan Radikalisme Online. “ Ayo ambil bagian dalam membangun ekosistem TIK yang aman dan bermartabat, “ ucap Yosep Ruspendi, pegiat Komunitas Open Madiun yang juga aktif sebagai Relawan TIK Madiun.
Usai deklarasi, puluhan komunitas ini pun melanjutkan kegiatan nobar film dokumenter “ Lentera Maya ” yang merupakan sebuah film tentang bagaimana upaya tanpa lelah yang terus dilakukan berbagai pihak di Indonesia untuk meretas batas toleransi dan merawat ruang demokrasi di internet. Juga dikisahkan tentang pergulatan antara para penyampai kebaikan dan kebenaran versus penyebar hoax dan radikalisme di dunia maya.
Setelah selesai nobar, acara dilanjutkan dengan sarasehan dan diskusi bersama dengan pemantik diskusi, Fetty Kurnia dari pegiat Gerakan Desa Membangun (GDM). Segala permasalahan pun dikupas dan dibahas dalam diskusi tersebut. Mulai diskusi tentang melawan hoax, tentang UMKM, seputar dunia pendidikan hingga seputar literasi.
“ Dulu itu tidak ada penyebaran hoax, paling isunya penipuan, judi online, pornografi. Seiring dengan berjalannya waktu, gadget semakin murah, teknologi semakin terjangkau, kok semakin ngawur, orang – orangnya semakin gak jelas arahnya, dan seperti apa kontennya yang mau diakses. Hal inilah yang kemudian mendorong kita untuk membuat film dokumenter “ Lentera Maya ” ini, “ ujar Direktur Eksekutif ICT Watch, Denny BU yang hadir dalam acara tersebut.
Menurut Staf Ahli Kementrian Kominfo Bidang Literasi Digital ini, untuk melawan penyebaran hoax, salah satunya perlu memperbanyak konten-konten positif di jagad maya. Hal tersebut bisa menjadi langkah konkrit dalam menangkal konten-konten negatif. Menurutnya, semakin banyak konten positif, dengan sendirinya konten negatif itu akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu diblokir.
“ Selain itu masyarakat kita pun juga harus memiliki budaya literasi yang tinggi, saya yakin secanggih dan sehebat apapun cara penyebaran hoax, masyarakat tidak mudah terpengaruh, karena masyarakat punya saringan yang bijak dalam menanggapi, “ katanya.
Sementara itu, Kasi Pengembangan Sumber Daya TIK, Diskominfo Kota Madiun, Eko Purnomo yang hadir pada acara tersebut sangat mengapresiasi kegiatan yang adakan oleh RTIK Madiun tersebut. Menurutnya, untuk penyebaran hoax atau berita bohong tidak boleh di biarkan. Hal tersebut menjadi tugas bersama untuk menggerakkan masyarakat dengan berbagai cara bergandeng tangan bersama Pemerintah untuk melawan hoax.
“ Dengan program pemerintah yang sudah didengungkan selama ini, yakni program cyber kreasi yang merupakan gerakan nasional sebagai bagian komitmen bersama, mengajak kelompok komunitas, akademisi, media dan seluruh lapisan masyarakat dalam rangka mengupayakan berbagai kreatifitas lewat konten positif dan memanfaatkan internet secara bijak dan bertanggung jawab. Tentunya semua ini akan menanggulagi ancaman penyebaran hoax, cyber bulyng dan radikalisme online, “ ujarnya.
Sementara Kasubbag Humas Polres Madiun, AKP Sumantri mewakili Madiun Command Center (MCC), mengatakan, untuk menangkap isu – isu negatip, pihak Kepolisian telah membentuk cyber trop. “ Saya juga mohon bantuan kepada nitizen semuanya, untuk mendukung Polri. Mari kita sama – sama memonitor, syukur – syukur berani mengintervensi penyebaran isu – isu negatip dan penyebaran hoax, “ jelasnya. (jum). Sumber ( jatim pos )
#relawantikngawi #rtikngawi #rtikmadiun #madiunbebashoax #banggajadirelawan #ngawibebashoax -
MADIUN - DISKOMINFO Kota Madiun Bersama Relawan T I K Menggelar Workshop Literasi Teknologi Informa
-
Relawan TIK BAnyuwangi, Tulung Agung dan Madiun
Dokumentasi relawanku -
Relawan TIK Piknik ke Pantai Solong Banyuwangi
Relawan TIK RTIK Tulungagung RTIK Madiun diajak piknik oleh RTIK Banyuwangi ke pantai Solong setelah memgikuti seminar #InternetBAIK 1/11/2016. Keliling kota Bayuwangi yang bersih dan di pantai Solong bikin Vlog destinasi wisata pantai. #InternetBAIK #InternetCAKAP -
#FESTIK2015 Festival TIK 2015 Nasional di SABUGA Bandung Jawa Barat
Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara pada hari Kamis, 28/5, membuka resmi Festival Teknologi Informasi dan Komunikasi [TIK] 2015 di Gedung Sasana Budaya Ganeca [SABUGA] Bandung.
Pada kesempatan itu Menkominfo juga mengukuhkan para relawan TIK seluruh Indonesia. Pengukuhan itu secara simbolik, hanya beberapa perwakilan RTIK dari Madiun, Magelang, Yogyakarta, Tulungagung, Bandung, dan lainnya yang naik panggung.
Dalam sambutannya Rudiantara berharap penyelenggaraan Festival TIK 2015 dapat lebih memerdekakan masyarakat untuk lebih melek teknologi kususnya informatika dan komunikasi sehingga dapat meningkatkan taraf hidup mereka baik dari sisi ekonomi, sosial, atau sendi kehidupan lainnya.
Selain Menteri Rudiantara, beberapa tokoh juga hadir dalam pembukaan festival TIK 2015, antaranya Ridwan Kamil walikota Bandung, Budiman Sudjatmiko dari Komisi II DPR RI, Bambang Heru Tjahjono Dirjen Aplikasi Informatika Kemkeninfo, dan tentu saja ketua Relawan TIK Indonesia, Indriatno Banyumurti.
Sebagaimana diketahui, Festival TIK 2015 merupakan yang keempat. Sebelumnya berlangsung di Bandung pada tahun 2012, di Surabaya tahun 2013, dan ketiga di Manado tahun 2014.
Berita lengkat ada di:
http://rtiktulungagung.or.id/menteri-kominfo-ri-buka-festival-tik-2015/
SIWI SANG -
Pandu Digital Madiun 2019
Seminar nasional pandu digital